MAMASA,LENTERA SULBAR.COM- Melalui program relawan stunting, Cahyani Oktavia bersama timnya membagikan telur ayam bagi sejumlah anak yang dikategorikan stunting di beberapa tempat.
Cahyani Oktavia usai membagikan telur di Desa Rippung, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa menjelaskan. Kegiatan yang berlangsung merupakan inovasi yang digagas sendiri tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Mamasa melainkan bersumber dari beberapa relawan yang ikut mendukung kegiatan yang berlangsung.
“Kegiatan ini telah berlangsung di 12 kecamatan di Kabupaten Mamasa dan setiap kecamatan telah ditentukan lokus desa yang menjadi fokus awal dalam kegiatan ini termasuk di Desa Rippung yang saat ini berjalan, ” Tutur Cahyani yang juga sebagai Sekretaris DPPKB (Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana) Kabupaten Mamasa, Cahyani Oktavia, Selasa (1/7/2023).
Ia juga menerangkan, setiap anak yang dikategorikan stunting diberikan 1 rak telur ayam per bulan dan berlangsung selama 4 bulan. Perkembangan anak tersebut akan dipantau setiap bulan oleh petugas kesehatan di posyandu.
Ia berharap, inovasi yang dijalankan direspon baik sejumlah masyarakat dan benar-benar diberikan pada anak yang dikategorikan rawan stunting agar memberikan dampak pada pertumbuhan anak tersebut.
Hal itu penting menjadi perhatian serius kata Cahyani, sebab masalah stunting adalah masalah yang cukup serius menjadi perhatian nasional bahkan saat pemaparan Bupati Mamasa dihadapan Wakil Presiden RI hal tersebut juga menjadi komitmen kedepannya bagaimana menurunkan angka stunting di Kabupaten Mamasa.
Cahyani menyampaikan, semua orang tua tentu menginginkan, generasinya lebih lebih baik kedepannya, kita harap jangan ada ketersinggungan dari orang tua jika anaknya disebutkan masuk kategori stunting.
Sala-satu warga Desa Rippung, Sattu’ saat menemani cucunya, Andika yang dikategorikan stunting juga berpendapat. Bantuan yang disalurkan relawan stunting berupa telur ayam tentu akan sangat membantu keperluan gizi bagi cucunya.
Ia berharap, program tersebut terus berlanjut sehingga cucunya kedepan tidak lagi masuk kategori anak rawan stunting.
“Kami berterimakasihlah atas bantuan ini, sebab bukan hanya pengarahan yang didapatkan melainkan sampai dalam bentuk bantuan telur juga dapat dirasakan, “ungkap Sattu’. (Hapri Nelpan/Dion)